Jumaat, November 13, 2009

Mukjizat Ilmiah Al-Quran.


Di antara contoh mukjizat ilmiah al-Quran adalah dalam pembahasan tentang tahapan pertumbuhan janin dalam ilmu embriologi:

Maksudnya: 6. Ia menciptakan kamu dari diri Yang satu (Adam), kemudian ia menjadikan daripadanya - isterinya (Hawa); dan ia mengadakan untuk kamu binatang-binatang ternak delapan ekor: (empat) pasangan (jantan dan betina). ia menciptakan kamu Dalam kandungan ibu kamu (berperingkat-peringkat) dari satu kejadian ke satu kejadian. Dalam tiga suasana Yang gelap-gelita. Yang demikian (kekuasaanNya) ialah Allah Tuhan kamu; bagiNyalah kekuasaan Yang mutlak; tiada Tuhan melainkan dia; oleh itu Bagaimana kamu dapat dipesongkan (dari mematuhi perintahNya)?

(Az-Zumar/39: 6)

(Al-Mukminun/23: 12-15)
Maksudnya:

12. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari pati (yang berasal) dari tanah;

13. Kemudian Kami jadikan "pati" itu (setitis) air benih pada penetapan Yang kokoh;

14. Kemudian Kami ciptakan air benih itu menjadi sebuku darah beku. lalu Kami ciptakan darah beku itu menjadi seketul daging; kemudian Kami ciptakan daging itu menjadi beberapa tulang; kemudian Kami balut tulang-tulang itu Dengan daging. setelah sempurna kejadian itu Kami bentuk Dia menjadi makhluk Yang lain sifat keadaannya. maka nyatalah kelebihan dan ketinggian Allah sebaik-baik Pencipta. 15. Kemudian, Sesungguhnya kamu sesudah itu akan mati.

(al-Mukminun/23: 12-15)


Menurut embriologi yang baru terungkap abad 20 ini, proses kejadian manusia terbagi dalam tiga periode selama 9 bulan janin dalam rahim ibu, sebagai bahasa medical disebut trimester 1, 2 dan 3.

Semua ini sesuai dengan apa yang telah disebutkan al-Quran yang mulia.
[1] Akan tetapi dalam mengartikan al-`Alaq, bahasa Arab tidak menjadikan arti al-'alaq khusus untuk darah beku, tetapi salah satu dari artinya adalah bergantungan atau berdempetan.
[2] Al-Raghib Al-Ashfahaniy, menerangkan beberapa arti al-`alaq menurut bahasa Arab, di antaranya: bergantung dan berdempetan.[3]



Juga tentang ayat, (al-Anbiya: 30)


Maksudnya: Dan tidakkah orang-orang kafir itu memikirkan dan mempercayai Bahwa Sesungguhnya langit dan bumi itu pada asal mulanya bercantum (sebagai benda Yang satu), lalu Kami pisahkan antara keduanya? dan Kami jadikan dari air, tiap-tiap benda Yang hidup? maka mengapa mereka tidak mahu beriman?

(al-Anbiya: 30)

Dan ayat yang Maksudnya: Dan langit itu Kami dirikan Dengan kekuasaan Kami (dalam bentuk binaan Yang kokoh rapi), dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.

Terbukti ayat itu benar, diperkokoh Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya adalah satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui ledakan raksasa dari satu titik tunggal sekitar 15 milyar tahun lalu, dan membentuk alam semesta kini dengan cara pemisahan satu dari yang lain.[4] Dan sejalan dengan isyarat yang ditunjukkan al-Quran pada ayat diatas, sehingga ke hari ini, alam raya yang kita tempati ternyata semakin mengembang dan meluas hingga ke hari yang Allah tentukan.[5]

Contoh lainnya, ada ayat yang maksudnya:

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. Ar-Rahman 55: 19-21).

Ternyata sekarang sudah terbukti bahwa di dasar Laut Merah terdapat sumber mata air tawar yang mengalir terus dan tidak bercampur dengan air laut di sekitarnya yang masin.


Juga tentang ayat,

“Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar separti (kilapan) minyak. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. Ar-Rahman 55: 37-38).

Terbukti ayat itu benar, ketika teleskop Hubble memotret gambar Big Bang yang memang separti kilauan berbentuk bunga mawar merah. (http/www.bicara-muslim.com)



Demikian sebahagian contoh penafsiran al-Quran dengan pendekatan sains, demi menunjukkan kemukjizatan ilmiah al-Quran, yang telah diturunkan Allah 14 abad yang lalu melalui lisan Rasul-Nya yang mulia. al-Quran juga memberikan isyarat terhadap hukum-hukum alam dan fenomena kehidupan dengan gambaran yang sangat meyakinkan, yang tidak mungkin bertentangan dengan pencapaian temuan manusia dalam pelbagai fase dan tingkatannya.

Oleh karena itu, para ilmuwan muslim kontemporer begitu terinspirasi untuk menyingkap keilmiahan al-Quran dengan menyatakan bahwa ayat-ayat ilmiah dalam al-Quran merupakan bahasa dakwah zaman ini, di mana al-Quran yang diturunkan kepada Rasul yang "ummy" dan masyarakat yang belum mengetahui sama sekali tentang hakikat sains dan pengetahuan ilmiah telah mengisyaratkan bukti-bukti ilmiah yang baru terungkap beberapa puluh tahun terakhir. Inilah yang dapat menjadi jalan untuk berdakwah kepada Allah dengan membuktikan bahwa al-Quran sememangnya adalah wahyu Ilahi dan memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan Allah di langit dan di bumi.

Isyarat ilmiah dalam al-Quran yang begitu komprehensif dan meliputi segala bidang keilmuan, dapat kita lihat dalam senarai ayat kauniyah yang terdapat dalam pelbagai kitab tafsir ilmi dan dituliskan oleh ulama tentangnya[6]:

Read more...

Ketibaan Tetamu

  © Green islamic Template by hati-tagas.blogspot.com 2009